RASULALLAH TENTANG SAHABAT

Tentang Rasuallah Ketika menjaga Persahabatan Amatlah Penting Simak Rasulallah SWT mencintai para sahabat-sahabatnya...........................................
Mungkin kita tidak sadar, bahwa satu-satunya manusia di dunia ini yang amat sangat menjaga persahabatan dan sangat mencintai para sahabatnya adalah Nabi besar Muhammad saw. Dalam sejarahnya, kita bisa melihat betapa cintanya Rasulullah kepada para sahabatnya dan begitu pula sebaliknya. Dalam lembaran sejarah, selalu tercatat dalam tinta emas satu persatu sahabat Rasulullah, dalam setiap hadist, selalu saja menyertakan nama para sahabat nabi, hal ini justru menjadi sebuah kehormatan tersendiri bagi para sahabat Nabi karena mereka dipercaya oleh Nabi dan para pengikutnya sebagai periwayat hadis dan penentu tingkat ke-shohih-an sebuah hadist. Pada akhirnya wajar saja, bahwa para sahabat Nabi menjadi deretan nama-nama yang sangat dikenal dalam sejarah Islam selain nama Muhammad saw. Dari sini kita bisa belajar dari Rasulullah bagaimana beliau mampu menjagapersahabatannya. Beberapa hadis dibawah ini bisa menggambarkan bagaimana Rasulullah menjaga tali persahabatan yang salah satunya dengan cara memberikan penghormatan setinggi-tingginya kepada para sahabat beliau yang begitu indah dan tak mampu digambarkan dalam kisah-kisahpersahabatan lainnya.
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pada satu hari berada di atas
mimbar lalu beliau bersabda: Ada seorang
hamba yang diberikan pilihan oleh Allah, antara Allah akan memberinya kemewahan dunia atau memberi sesuatu yang ada di
sisi-Nya. Ternyata hamba itu memilih sesuatu yang ada di sisi-Nya. Setelah itu Abu Bakar
tampak menangis kemudian berkata: Kami
bersedia menebus engkau dengan bapak dan ibu kami. Abu Said Al- Khudri ra. mengatakan: Rasulullah saw. lah hamba yang telah
diberikan pilihan itu. Dan Abu Bakar sendiri yang memberitahukan hal itu kepada kami.
Selanjutnya Rasulullah saw. bersabda:Sesungguhnya orang yang paling setia
kepadaku baik dalam hartanya maupun dalam persahabatannya adalah Abu Bakar. Kalau saja aku boleh
mengangkat seorang khalil (kekasih),
niscaya aku akan memilih Abu Bakar sebagai kekasih. Akan tetapi dia adalah saudaraku di dalam Islam. Sungguh tidak akan diciptakan
pada mesjid ini sebuah pintu kecil pun
kecuali hal itu memang milik Abu Bakar.(Shahih
Muslim) Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Rasulullah saw. beliau bersabda: Ketika tidur,
tiba-tiba aku bermimpi melihat diriku berada di dalam surga dan menyaksikan seorang wanita
sedang berwudu di samping sebuah istana.
Aku lalu bertanya: Milik siapakah istana ini? Mereka menjawab: Milik Umar bin Khathab. Tiba-tiba saja aku teringat akan kecemburuan
Umar. Maka aku pun pergi meninggalkan
tempat itu. Lebih lanjut Abu Hurairah ra. mengatakan: Mendengar itu seketika Umar menangis sedang kami semua berada di majlis
tersebut bersama Rasulullah saw.
kemudian Umar berkata: Demi Allah, wahai Rasulullah, apakah kepada engkau aku cemburu?.(Shahih
Muslim)
Hadis riwayat Saad bin Abu Waqqash ra.,:
Rasulullah saw. berkata kepada Ali bin Abu Thalib: Sesungguhnya
kedudukanmu terhadapku adalah
seperti kedudukan Harun terhadap Musa, hanya saja tidak ada seorang nabi pun sesudahku. (Shahih
Muslim)
Hadis riwayat Ali bin Abu Thalib ra.,:
Rasulullah saw. tidak pernah berkata dengan menyebut
kedua orang tuanya kepada seorang pun
kecuali kepada Saad bin Malik karena pada perang Uhud, Rasulullah saw. pernah berkata kepadanya: Tebusanmu ayah dan ibuku, panahlah!. (Shahih
Muslim)
Yang ingin dikemukakan disini adalah, bagaimana dengan
kita sebagai pengikut Muhammad saw? Rasulullah telah memberikan ketauladanan
yang luar biasa bagaimana ia menjaga persahabatan yang begitu manis, tidak ada
pengakhiran persahabatan dengan permusuhan, yang ada justru
kecintaan yang Abadi, sampai-sampai kecintaan Rasulullah kepada sahabatnya
digambarkan hingga di surga kelak, tidak ada tangisan para sahabat selain
tangisan kecintaan mereka kepada Rasulullah saw. dan kitapun secaratidak sadar
seringkali mendo¶akan para sahabat Rasulullah, apakah ini wujud dari kecintaan
kita pula terhadap para sahabat Nabi? Subhanallah«. .inilah kecintaan yang
tidak pernah ada habisnya hingga kiamat kelak. Persahabatanadalah tali
pertemanan yang tidak hanya sekedar teman biasa, ia adalah tempat untuk saling
mengisi satu dengan yang lain, tempat menumpahkan segala kegembiraan maupun
keluh kesah kita, susah senang dirasakan bersama, bagaikan satu jiwa yang tidak
mampu dipisahkan oleh sang waktu.Persahabatan, seringkali membuat kita
begitu bahagia dan juga mampu membuat kita menangis, bahagia melihat
keberhasilan dan keberuntungan sahabat kita, menangis sedih bila sahabat kita
ditimpa musibah apalagi berpisah untuk selama-lamanya. Persahabatan, bukanlah dibangun
atas dasar berlombalomba menjadi yang terbaik dari sahabat kita, tapi yang ada
adalah saling mengisi kekurangan satu dengan yang lain. Inilah contoh
Rasulullah dalam menjalin tali persahabatan.
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Seorang muslim itu adalah
saudara muslim lainnya, dia tidak
boleh menzaliminya dan menghinakannya. Barang siapa yang membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan memenuhi keperluannya. Barang
siapa yang melapangkan satu
kesusahan seorang muslim, maka Allah akan melapangkan satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan hari kiamat nanti. Dan barang siapa
yang menutupi aib seorang muslim,
maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat. (Shahih Muslim)
Persahabatan,
adalah warisan Rasulullah yang seharusnya mampu kita jaga, sunnah yang telah
Rasulullah ajarkan agar ini bisa menjadi tradisi umat Islam. Bukan permusuhan
dan peperangan yang Rasulullah inginkan dari umatnya, tapi justru semangat
kekeluargaan. Persahabatan dan kecintaan terhadap sesama yang menjadi
jalan yang harus diambil oleh umat Islam, inilah inti ³kedamaian´ yang terjadi
dalam masa-masa perjuangan Rasulullah saw. Rasulullah justru sangat mengecam
perilaku yang bertolak belakang daripersahabatan sebagaimana dalam hadisnya:
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kamu saling
membenci, saling mendengki dan saling
bermusuhan, tetapi jadilah kamu hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal seorang muslim mendiamkan (tidak menyapa) saudaranya
lebih dari tiga hari. (Shahih
Muslim) Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Hindarilah oleh kamu
sekalian berburuk sangka karena buruk
sangka adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah kamu sekalian saling
mematamatai yang lain, janganlah saling mencari-cari aib yang lain, janganlah
kamu saling bersaing (kemegahan
dunia), janganlah kamu saling mendengki dan janganlah kamu saling membenci dan janganlah kamu saling bermusuhan tetapi
jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. (Shahih
Muslim)
Begitu indahnya ajaran ini bila kita mencoba
mengamalkannya, betapa tidak, Islam hadir dari tangan Rasul yang begitu
menjauhi permusuhan, kedengkian dan kedustaan, Islam hadir dari tangan Rasul
yang sangat menjaga sebuahpersahabatan dan
sangat memuliakan para sahabatnya, kita sebagai pengikutnya sudah seharusnya
menjaga tradisi Rasulullah ini. Ada sedikit kasus masa lalu tentang pertemanan
yang ingin sedikit dibagi disini, ada beberapa orang manusia yang dipertemukan
oleh takdir Allah, pertemuan antar insan manusia yang begitu unik, pertemuan
ini menghasilkan sebuah pertemanan yang awalnya mereka anggap begitu indah,
satu dengan yang lain saling belajar dari kelebihan temannya dan saling
menutupi kekurangan temannya, dan begitu kompak dalam setiap aktifitas keseharian.
Melihat pertemanan yang kemudian menjadi sebuah persahabatan membuat orang lain merasa iri dan
merasa ingin seperti mereka. Mereka melihat begitu indahnya persahabatan tersebut, saat mereka yang bersahabat
tersebut sama-sama susah dalam mencukupi kebutuhan hariannya, mereka begitu
kompak untuk bekerjasama agar kebutuhan hariannya dapat tercukupi bersama-sama,
tidak hanya itu, sosok-sosok manusia yang bersahabat tersebut tidak terasa
menjadi sosok-sosok individu yang begitu menonjol diantara orang lain,
masingmasing dilihat oleh orang lain memiliki kelebihan yang berbeda-beda dan
mampu disatukan dalam sebuah persahabatan,
lantas kemudian, orang sekitarnya melihat kemenonjolan mereka adalah karena
kekuatan mereka membangun prestasi bersama, bukan prestasi individu mereka,
nilaipersahabatan sangat
tinggi disini. Begitu terbayang oleh kita dimasa lalu tentang mereka,
manusia-manusia yang bersahabat ini mampu bereksplorasi bersama untuk membangun
masa depan mereka, satu dengan yang lain bersahutan untuk saling memberikan
masukan yang sangat berarti sehingga diantara mereka mampu membangun optimisme
tentang masa depan mereka«subhanallah.
Sumber: Kumpulan kisah islami






0 komentar:
Posting Komentar